ANATHAPINDIKA MENJADI
MURID
“Demikianlah yang
telah kudengar. Pada suatu ketika Sang Bhagava sedang berdiam di Savatthi, di
Jetavana, di Vihara Anathapindika...” Banyak kotbah Sang Buddha yang diawali dengan
kalimat seperti ini, dan oleh karena itu nama dari sang umat awam utama,
Anathapindika, dikenal baik
oleh para pembaca literatur Buddhis....
Minggu, 17 Mei 2015
Dalam Dhammacakkappavattana Sutta; Samyutta Nikaya 56.11 {S 5.420},
Guru Buddha mengajarkan Empat Kebenaran Ariya (Cattari Ariya Saccani)
kepada Lima Bhikkhu Pertama (Panca Vaggiya Bhikkhu), yang di dalamnya
terdapat Jalan yang Menuju Terhentinya Dukkha. Jalan itu disebut dengan
Jalan Mulia Berunsur Delapan (Ariya Atthangiko Magga)....
"Sabbe sankhara anicca`ti. Yada pannaya passati; atha nibbindati dukkhe. Esa maggo visuddhiya."Segala
sesuatu yang berkondisi adalah anicca. Apabila dengan kebijaksanaan
orang dapat melihat hal ini; maka ia akan merasa jemu dengan
penderitaan. Inilah Jalan yang membawa pada kesucian.(Dhammapada 27...
Setelah Sri Bhagavā menyampaikan pesan terakhir-Nya, seluruh hutan sala itu menjadi sunyi senyap. Sri Bhagavā memasuki jhāna pertama. Dan setelah keluar dari jhāna tersebut, Ia memasuki jhāna kedua, ketiga, dan keempat. Lalu keluar dari jhāna keempat, Ia memasuki Tataran Ruang Nirbatas (Pali: ākāsānañcāyatana; Sanskerta: ākāśa-anantya-āyatana)[1], Tataran Kesadaran Nirbatas (Pali: viññāṇañcāyatana; Sanskerta: vijñāna-anantya-āyatana)[2], Tataran Tanpa Ada Apa Pun (Pali: ākiñcaññāyatana; Sankserta: akiñcana-āyatana)[3], serta Tataran Bukan...
Menjelang tengah hari, setelah
mempersiapkan diri, membawa mangkuk dan jubah-Nya, Sri Bhagavā berjalan
menuju Vesāli untuk mengumpulkan dana makanan. Saat itu adalah tahun 544
Sebelum Era Umum (SEU) berdasarkan tradisi, atau 484 SEU berdasarkan
sejarah, tiga bulan sebelum memasuki bulan Vesākha tahun 543 SEU (483
SEU), beberapa bulan setelah Sāriputta dan Moggallāna, kedua Siswa Utama
Sri Bhagavā mencapai Nibbāna Seutuhnya (Pali: Parinibbāna; Sanskerta: Parinirvāṇa)[1] di hari bulan purnama bulan Kattik...
Setelah Sri Bhagavā (Buddha) mengutus keenam
puluh siswa-Nya, Ia sendiri tetap melanjutkan pembabaran Dhamma tanpa
kenal lelah selama empat puluh lima tahun. Selama dua puluh tahun
pertama masa pembabaran Dhamma ini, Sri Bhagavā melewatkan masa berdiam
musim hujan di berbagai tempat dan vihāra (baca: wihara)[1].
Namun, selama dua puluh lima tahun terakhir, Ia melewatkan sebagian
besar masa berdiam-Nya di Sāvatthī. Berikut adalah kronologi pembabaran
Dhamma yang dilakukan oleh Sri Bhagavā selama empat puluh lima tahun
dari tahun 588...
Setelah mencapai Pencerahan Sempurna, muncul dalam pikiran Sri Bhagavā[1]
mengenai betapa dalamnya, sungguh halusnya Dhamma yang telah
ditemukan-Nya. Ia mempertanyakan apakah manusia dapat memahaminya. Namun
setelah dengan welas asih-Nya, Ia memindai seluruh dunia dengan
menggunakan Mata Buddha-Nya (Buddhacakkhu), melihat bahwa ada
manusia yang dapat memahami Dhamma yang ditemukan-Nya, maka Sri Bhagavā
memiliki niat kuat untuk menyebarkan Dhamma. Kemudian Ia berkata: “Apārutā tesaṃ amatassa dvārā,. Ye sotavanto pamuñcantu saddhaṃ”
...
Setelah menerima persembahan nasi
susu dari Sujātā di pagi hari, pada hari kelima belas di bulan Vesākha,
tahun 588 Sebelum Era Umum (528 SEU) atau tahun 45 Sebelum Era Buddhis,
Petapa Gotama kemudian pergi menuju hutan pohon sāla (Latin: Shorea robusta) di tepi Sungai Nerañjarā. Di sana Ia beristirahat sejenak dan melewati sisa hari itu di bawah naungan rindang sebatang pohon sāla sambil berkonsentrasi dalam keluar-masuk nafas (Pali: ānāpāna bhāvanā)[1].
Pada senja sore hari itu, kala udara terasa sejuk dan angin berhembus
sepoi-sepoi,...
Setelah memutuskan untuk
meninggalkan keduniawian dan menjadi seorang petapa, Siddhattha Gotama
tinggal di Anupiya-ambavana, sebuah hutan mangga (Pali: amba; Sanskerta: āmra; Latin: Magnifera indica)
di dekat Kota Anupiyā, tidak jauh dari Sungai Anomā selama tujuh hari
pertama. Kemudian pada hari kedelapan Ia pergi sejauh tiga puluh yojana menuju ke Rājagaha (Sanskerta: Rājagṛha), ibu kota Kerajaan Magadha, di India Utara[1]. Di Rājagaha, Ia menolak tawaran Raja Bimbisāra[2] yang akan memberikan separuh kekuasaannya setelah mengetahui...
Keempat penampakan agung terjadi satu per satu. Apa yang telah diramalkan kedelapan brahmin cendekia menjadi kenyataan.
Di istana kediamannya, Raja Suddhodana
tengah mengadakan pesta besar-besaran. Makan malam besar disajikan dan
beberapa pelayan wanita cantik disiapkan untuk melayani Sang Pangeran
untuk merayakan kelahiran cucu Raja Suddhodana – Rāhula, yang lahir pagi
itu.
Sang Pangeran, yang baru saja kembali
dan perjalanan-Nya yang bahagia, tampak lebih bahagia dibandingkan
perjalanan sebelumnya. Ia bahagia karena mengetahui...
KELAHIRAN BODHISATTA
Ratu Mahāmāyā, ratu utama dari Raja Suddhodana – raja
dari kerajaan suku Sākya (Sokyā, Sakka, Sākiyā), yang sedang mengandung
dengan usia kehamilannya sudah mencapai sepuluh bulan, melakukan
perjalanan dari Kapilavatthu (Sanskerta: Kapilavastu), ibu kota Kerajaan
Sākya, menuju Devadaha, kota tempat tinggal ayahnya, Raja Añjana – raja
dari kerajaan suku Koliyā, untuk melakukan persalinan di san...
Pembagian khotbah-khotbah panjang
disusun dalam tiga vagga atau rangkaian. Dalam koleksi yang sama dalam
bahasa Cina ada tiga puluh khotbah, yang dua puluh enam di antaranya
telah dipersamakan oleh Anesaki dengan versi Pali. Khotbah-khotbah yang
dianggap berasal dari para siswa diberi tanda asterik (*...
Sebelum diketahui isinya diduga bahwa Abhidhamma berarti
‘metafisika’. Kita kini mengetahui bahwa ini bukan filsafat yang
sistematis, melainkan penyajian khusus tentang Dhamma seperti terdapat
dalam Sutta-Pitaka. Pada umumnya, isinya terdapat dalam sutta-sutta,
akan tetapi diuraikan dalam bagian ini dalam bentuk tanya-jawab yang
terperinci.
...
Sabtu, 16 Mei 2015
CULLAKA-SEṬṬHI-JATAKA
Sumber : Indonesia Tipitaka Center
[114] “Dimulai dengan kerendahan hati,” dan seterusnya. Kisah
mengenai seorang thera yang bernama Cūḷapanthaka ini diceritakan oleh
Bhagawan ketika Beliau sedang berada di hutan mangga milik Jīvaka 17 ,
di dekat Rājagaha. Terdapat sedikit penjelasan mengenai kelahiran
Cūḷapanthaka. Dikisahkan, anak perempuan dari seorang saudagar kaya di
Rājagaha telah menurunkan martabatnya, menjalin...
SERIVĀṆIJA-JĀTAKA.
Sumber : Indonesia Tipitaka Center
“Dalam keyakinan ini,” dan seterusnya. Kisah ini diceritakan oleh
Bhagawan ketika Beliau berada di Sawatthi, juga mengenai seorang bhikkhu
yang menyerah dalam daya upaya pelatihan dirinya.
Maka, pada saat dibawa oleh para bhikkhu seperti halnya dalam kisah
sebelumnya, Sang Guru berkata, “Engkau, bhikkhu yang telah bertekad
untuk melaksanakan ajaran yang begitu mulia, yang memungkinkan...
VAṆṆUPATHA-JĀTAKA
Sumber : Indonesia Tipitaka Center
“Tanpa mengenal lelah, semakin dalam mereka menggali,” ‒ Kisah ini disampaikan oleh Bhagawan ketika Beliau menetap di Sawatthi.
Anda tentu mereka-reka, mengenai siapakah kisah ini? Kisah ini
mengenai seorang bhikkhu yang menyerah dalam daya upaya pelatihan
diriny...
Jumat, 15 Mei 2015
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A.
OBYEK
PENELITIAN
Obyek penelitian ini adalah siswa
beragama Buddha di SMK Pembangunan Ampel yang terdaftar pada semester dua tahun
pelajaran 2013/2014 sebanyak 12 siswa, terdiri dari jurusan akuntasi dan
rekayasa perangkat lunak (RPL) yang terdiri 12 siswa dengan materi pembelajaran
hukum-hukum universal (niyama...
BAB II
LANDASAN TEORI DAN
KERANGKA PIKIRAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
1.
Kurikulum
Pendidikan Agama Buddha
Pendidikan berperan penting bagi
pengembangan ilmu pengetahuan, termasuk pengembangan ajaran Buddha. Pendidikan
memiliki kaitan erat dan tidak dapat dipisahkan dengan kurikulum. Hubungan
kuriklum dan pendidikan adalah hubungan antara isi dan tujuan. Pendidikan aga...
BAB
I
LATAR
BELAKANG
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan
suatu proses di mana suatu bangsa atau negara membina dan mengembangkan,
kesadaran diri, proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok orang dan usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik. Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampu...
Kamis, 14 Mei 2015
Disegenap
kawasan para Buddha yang indah permai
Kami
menyaksikan para Buddha bersemayam disana
Ini bukan
alasan yang dibuat-buat, oh Manjusri
Ketahuilah
olehMu keempat golongan dan mahluk halus
Dan seluruh
mahluk di alam semesta ini
Semuanya
menatapMu, oh Manjusri dengan penuh tanya
Apakah yang
hendak Kau katakan, oh ! Manjusri...
Demikianlah yang telah kami dengar,
Pada suatu
ketika Sang Buddha bersemayam di Rajagraha di Gunung Gridhrakuta, dihadap oleh
12.000 Bhiksu yang semuanya telah mencapai kesucian Arahat, yang tiada tercela,
yang telah bebas dari ikatan keduniawian, yang telah mengatasi segala belenggu
dan yang telah dapat mengendalikan pikiran dan nafsu keinginanny...
Rabu, 13 Mei 2015
Pada
umumnya masyarakat, terutama umat Buddha telah sering mendengar
perkataan bhavana atau Samadhi atau meditasi. Namun perkataan meditasi
sering di salah artikan, baik oleh umat Buddha sendiri maupun bukan.
Pada saat kata meditasi disebut, orang segera menggambarkan dalam
pikirannya penyingkiran diri dari kesibukan penghidupan sehari hari,...

Demikianlah yang aku
dengar, Suatu ketika Hyang Buddha berdiam di shravasti, di Hutan Jeta,
di Taman Pelindung Anak – anak Yatim Piatu dan Para Pertapa, bersama
sama dengan sekumpulan Mahabhikshu, yang seluruhnya berjumlah seribu dua
ratus lima puluh dan dengan semua bodhisattva, jumlahnya tiga puluh
delapan ribu semuany...
Chaṭṭha Sangayana Tipitaka Versi 4.0 (CST4)
CST4 adalah klien desktop untuk browsing dan mencari Pali Canon. Ini adalah penerus Chaṭṭha Sangayana CD 3.0 (CSCD3).
Persyaratan sistem: Windows XP, Vista, 7, 8 atau 8.1. Prasyarat: .NET Framework 2.0, Windows Installer. Pada Windows XP, dukungan skrip kompleks harus diaktifkan (lihat di bawah). Program ini menggunakan sekitar 350MB ruang disk termasuk data dan indeks pencarian Tipitak...
Selasa, 12 Mei 2015
Mahayana
Sutra Sutra ( sutta
sutta) yang terdapat dalam konon Pali seperti yang dimiliki kaum Hinayana juga
sebagaian besar terdapat dlam Kaum Mahayana
dengan Sebutan Agama Sutra ( A Han Cing )
Dengan Demikian Mahayana Pun Memiliki Kitab Suci Yang
didalamnya mengandung Ajaran Sang Buddha, baik itu menyangkut Abhidharma
Pitaka, Vinaya Pitaka maupun sutra sutra ( Sutta Pitaka ...
Topic :
Frist Love
Paragraph 1
Frist
Love , I thing it's
Certainly
not a
foreign
word
in
the
ear
of
every
man or girl in the
world,
and
Certainly
all the
Beings
in
the
world
have
felt
the
love
first.
First
love
is beautiful
but,
I thing first love
is
painful.
Because, I
can
not
have
her,
and
many
have
differences
in the w...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MENTAL DAN
HUBUNGANNYA DENGAN PEMBELAJARAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah suatu proses untuk merubah
perilaku peserta didik yaitu upaya mengubah masukan berupa siswa yang belum
terdidik, menjadi siswa yang terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan
tentang sesuatu, menjadi siswa yang memiliki pengetahua...
Langganan:
Postingan (Atom)