Minggu, 17 Mei 2015



ANATHAPINDIKA MENJADI MURID
“Demikianlah yang telah kudengar. Pada suatu ketika Sang Bhagava sedang berdiam di Savatthi, di Jetavana, di Vihara Anathapindika...” Banyak kotbah Sang Buddha yang diawali dengan kalimat seperti ini, dan oleh karena itu nama dari sang umat awam utama, Anathapindika, dikenal baik oleh para pembaca literatur Buddhis.
Namanya berarti “seseorang yang memberikan dana (pinda) kepada yang tak-mampu (anatha),’’ dan merupakan panggilan kehormatan Sudatta si perumahtangga dari kota Savatthi. Siapakah dia? Bagaimanakah dia bertemu Sang Buddha? Apakah hubungan dia dengan Ajaran? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini bisa ditemukan dalam berbagai referensi yang muncul dalam teks-teks tradisional.
Pertemuan pertama Anathapindika dengan Sang Buddha terjadi segera setelah vassa ketiga sejak Sang Buddha mencapai Pencerahan Sempurna. Pada masa awalnya, Sang Buddha belum menetapkan peraturan apapun mengenai tempat berdiam bagi para bhikkhu. Para bhikkhu tinggal dimanapun yang mereka mau—di hutan, di bawah pohon, di bawah bebatuan yang menonjol, di jurang, di gua, di kuburan, dan di ruang terbuka. Pada suatu hari, seorang pedagang kaya dari Rajagaha, ibukota dari kerajaan Magadha, menjadi pengikut setia Sang Buddha. Ketika melihat cara hidup para bhikkhu, ia menyarankan kepada para bhikkhu untuk bertanya kepada Sang Guru apakah beliau mengijinkan mereka untuk menerima tempat tinggal yang permanen. Ketika Sang Buddha memberikan ijinnya, si pedagang langsung mendirikan tidak kurang dari enam puluh tempat tinggal bagi para bhikkhu, ia menjelaskan bahwa ia perlu mengumpulkan jasa kebajikan. Dengan dibangunnya vihara pertama itu, maka sebuah landasan telah dibuat untuk penyebaran Dhamma, karena sekarang telah ada pusat pelatihan bagi Sangha.
Pedagang ini memiliki seorang saudara ipar yang bernama Sudatta tetapi selalu dipanggil Anathapindika, pedagang terkaya di Savatthi. Pada suatu ketika Anathapindika sedang melakukan perjalanan bisnis di negara tetangga Magadha, ia mampir ke Rajagaha. Seperti biasa, ia selalu mampir dulu ke rumah saudara iparnya, yang dengannya terikat persahabatan yang hangat. Ketika memasuki rumah, dengan terkejut ia mendapati bahwa orang- orang di rumah itu nyaris tidak memperhatikannya. Sebelumnya ia telah terbiasa mendapat perhatian yang penuh dari saudara iparnya, serta penerimaan yang hangat dari para penghuni rumah. Tetapi sekarang ia menemukan mereka begitu sibuk, begitu bersemangat membuat persiapan yang rumit. Ia bertanya kepada saudara iparnya yang sedang sibuk, mengenai maksud dari semua ini: “Sebuah pernikahan? Sebuah upacara kurban besar? Kunjungan dari raja?” Namun saudara iparnya menjelaskan: “Aku telah mengundang Yang Tercerahkan (Sang Buddha) dan para bhikkhu ke sini untuk makan besok.”
Anathapindika pun tertarik: “Apakah engkau berkata ‘Yang Tercerahkan’?”
“Benar,” jawab saudara iparnya, “besok Yang Tercerahkan akan datang.” Anathapindika, yang sulit mempercayai
pendengarannya, bertanya untuk kedua, dan ketiga kalinya: “Apakah engkau berkata ‘Yang Tercerahkan’?” Kemudian dengan menarik nafas lega, ia berkata, “Bahkan bunyi dari kata-kata ini saja sungguh langka di dunia—Yang Tercerahkan. Dapatkah seseorang benar-benar menemui beliau?” Saudara iparnya menjawab: “Hari ini kurang tepat, tetapi engkau dapat pergi menemuinya besok pagi.”
Malam itu, ketika Anathapindika berbaring tertidur, ia tergerak oleh pikiran dan perasaan yang berkecamuk. Begitu kuat perasaannya menanti pertemuan esok sehingga ia terbangun tiga kali di malam hari, berpikir bahwa hari sudah pagi. Akhirnya, ia bangun bahkan sebelum fajar dan keluar dari kota menuju vihara. Dalam kegelapan, rasa takut mendatanginya, keraguan dan ketakpastian berkecamuk dalam hatinya, dan semua insting duniawinya memberitahu untuk kembali. Tetapi makhluk halus yang tak-terlihat bernama Sivaka mendorongnya untuk terus,

sumber : http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/anathapindika-penyokong-utama-sang-buddha-2/
Posted by Unknown On Minggu, Mei 17, 2015 No comments

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

Blogger news

    Blogger news

    Namo Buddhaya

    Situs Ini adalah situs untuk berbagi pengetahuan dalam bidang pendidikan agama Buddha, 1. Terdapat perangkat Pembelajara (RPP, Silabus, dan Media) 2. Tutorial media 3. How to fix problem dan lain sebagainya
    bagi anda yang berkenan membagi hasil dan karya anda silahkan kirimkan ke Mr.Tri.Suyatno@gmail.com dan Mohon Komentarnya ... :D Thanks Namo Buddhaya

    Blogroll

    About