A. JUDUL
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA INTERAKTIF TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA KELAS SATU SMK PEMBANGUNAN AMPEL BOYOLALI TAHUN
AKADEMIK 2013/2014
B. LATAR BELAKANG
Pendidikan
adalah penerusan nilai, pengetahuan,
kemampuan, sikap, dan tingkah laku, yang dalam arti luas pendidikan merupakan
hidup itu sendiri (dan belajar itu seumur hidup), sebagai proses menyingkirkan
kebodohan dan mendewasakan diri menuju kesempurnaan. Pendidikan juga merupakan
usaha yang disengaja dan terencana untuk menolong seseorang belajar dan
bertanggungjawab, mengembangkan diri atau mengubah perilaku, sehingga
bermanfaat bagi kepentingan individu dan masyarakat.
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dan strategis
untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa. Pendidikan
nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia yang berdasarkan
pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk
meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia
serta masyarakat indonesia yang memiliki saddhā (keyakinan) dan bhakti (taqwa) terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas dan
mandiri sehingga mampu membangun dirinya, masyarakat sekitar serta dapat pula
memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa.
Menurut KBBI (1991), pendidikan ialah
sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan
pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik.
Pengetahuan tersebut siperoleh secara formal yang berakibat individu mempunyai
pola piker dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah diperolehnya.
Disini Pendidikan tampak bahwa proses pewarisan budaya tidak semata-mata
mengekalkan budaya secara estafet. Justru pendidikan mempunyai tugas menyiapkan
peserta didik untuk hari esok atau yang akan dating. Jadi banyak sedikitnya
kita memperoleh suatu pendidikan itu tergantung pada diri kita sejauh mana kita
mengeluti suatu proses belajar mengajar.
Pendidikan agama Buddha adalah usaha
sadar yang dilakukan secara terencana dan kontinu dalam rangka mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam Buddha Dharma yang diperoleh dari pendidikan
agama Buddha di sekolah dapat diterapkan dan diwujudkan dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga memberikan manfaat bagi diri sendiri, sesama dan
lingkungan .
Pendidikan agama Buddha di sekolah, tidak
hanya mengetahui atau mengingat (pariyatti),
tetapi melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari (patipatti), dan akhirnya pencapaian kebenaran dhamma (pativedha).
Pengetahuan saja tidak akan membuat orang terbebas dari penderitaan, tetapi
juga harus melaksanakannya (Sn. 789)
(Wijaya Mukti Krisnanda, 2003:
316).
Pendidikan agama Buddha dapat dikatakan
bersifat pragmatis, menyangkut pemecahan masalah untuk mencapai tujuan hidup
manusia. Filosofi pendidikan agama Buddha mengacu pada empat kebenaran mulia (cattari ariya saccani), yaitu
mengidentifikasi dukkha, asal mula dukkha, lenyapnya dukkha, dan jalan menuju lenyapnya dukkha (S.V.421) (Wijaya Mukti Krisnanda, 2003: 304-305).
Untuk meningkatkan prestasi belajar
diperlukan motivasi dari berbagai pihak, motivasi tidakhanya dengan dorongan
uang akan tetapi berbagai hal dapat memotivasi belajar. Motivasi adalah suatu
keadaan didalam individu yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan tertentu
untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi sangat penting peranannya dan tidak
lepas dari berbagai macam dukungan, baik yang berada di dalam diri individu
maupun diluar individu untuk dapat meningkatkan suatu kondisi yang dapat
membawa kemajuan. Keberhasilan studi dapat dipengaruhi oleh motivasi belajar
siswa. Konsep motivasi belajarberkaitan erat dengan prinsip bahwa perilaku yang
memperoleh penguatan (reinforcement) dimasa lalu lebih memiliki kemungkinan
diulang dibandingkan dengan perilaku yang tidak memperoleh penguatan atau
perilaku yang terkena hukuman (punishment). Seorang yang tidak berminat
melakukan sesuatu berarti motif yang mendorong tidak kuat sehingga prestasi
kecakapan (abilty) (Bandura, 1986 dan wielkeiwicks, 1995).
Motivasi belajar dapat berasal dari diri
pribadi (motivasi intrinsic/ motivasi eksternal) atau berasal dari luar diri
pribadi (motivasi ekstrinsik/motivasi eksternal). Kedua jenis motivasi ini
saling kait mengait membentuk satu system motivasi yang menggerakkan untuk
berbuat sesuatu.
Siswa SMK pembangunan ampel kelas satu
adalah siswa baru yang membutuhkan penyesuaian diri terhadap system pendidikan
di SMK pembangunan. SMK pembangunan memberikan kebebasan berbuat dan belajar
lebih besar, siswa SMK pembangunan diberikan kebebasan untuk bebas mengeluarkan
gagasan gagasan baru untuk di kembangkan sesuai kemampuan dari siswa tersebut,
sehingga siswa dapat berkreasi dengan keinginan masing masing indivu dan
mempermudah mengembangkan bakat dan minat siswa.
Dalam beberapa tahun belakangan ini perkembangan
teknologi informasi sangat cepat, sehingga perkembangan ini telah mengubah
paradigma masyarakat dalam mencari dan mendapatkan informasi. Masyarakat tidak
lagi terbatas pada informasi dari surat kabar dan majalah, tetapi juga
sumber-sumber informasi lainnya yang salah satu diantaranya melalui media
elektronik.
Media pembelajaran meliputi alat secara
fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran,
yang terdiri antara lain buku, tape recorder, kaset,
kamera video, video recorder, film, slide
(gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan
komputer. Salah satu media pembelajaran melalui komputer adalah dengan
menggunakan compact disc (CD) interaktif. CD interaktif dipilih
karena media ini memiliki ciri-ciri bentuk dan warna
yang menarik
Salah satu CD interaktif yang dapat digunakan adalah
komputer sebagai media yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Komputer dapat digunakan sebagai alat bantu dalam menyiapkan bahan ajar
maupun dalam proses pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. Program
ini dapat menampilkan informasi yang berupa tulisan, gambar, animasi,
serta suara sehingga siswa dapat lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran pendidikan
agama Buddha..
Dengan adanya motivasi seseorang akan terdorong untuk
melakukan sesuatu yang diminta. Semakin besar motivasi belajar
terhadap pendidikan agama Buddha semakin besar pula perhatian terhadap materi
pelajaran yang diberikan. Sehingga akan memperbesar hasrat dan kemauan
untuk mengenal apa yang dipelajari dan akan menimbulkan sikap
kreatif pada diri siswa. Pembelajaran dengan media CD
Interaktif dapat dilakukan di sekolah menengah , karena media konvensional
seperti slide/transparan sudah mulai di tinggalkan. media CD Interaktif
membuat waktu pembelajaran lebih singkat dan biaya studi lebih ekonomis.
Motivasi belajar seharusnya dimiliki oleh setiap
orang yang mau maju apalagi para siswa yang masih menuntut ilmu di sekolah.
Namun sepertinya kenyataan berbicara lain. Deskripsi rendahnya Motivasi belajar
para siswa terlihat pada : 1) masih tingginya ketergantungan belajar pada guru
dikelas; 2) rendahnya usaha menambah wawasan dari berbagai sumber; 3) fenomena
mencontek tugas dan ulangan masih subur; 4) belajar masih kebut semalam ; 5)
rendahnya minat baca; 6) sepinya penggunaan sumber perpustakaan.
Namun kenyataannya hasil belajar siswa dalam
mata pelajaran pendidikan agama Buddha masih rendah. Kemungkinan penyebab dari
rendahnya hasil belajar siswa tersebut adalah penggunaan metode
pembelajaran yang kurang efektif. Salah satu metode pembelajaran yang
diharapkan dapat memotivasi belajar siswa adalah metode pembelajaran
berbasis komputer dengan CD interaktif .CD interaktif pembelajaran pendidikan
agama Buddha terdiri dari informasi dirancang secara sistematis dan terprogram
sesuai dengan kurikulum, CD interaktif ini dipaket ke dalam sebuah CD.
Informasi tersebut terdiri dari materi yang terprogram, simulasi dan animasi,
serta kumpulan soal-soal yang pembahasannya dibuat attraktif.
C. BATASAN MASALAH
Dengan
mengukur dan mempertimbangkan tingkat kemampuan peneliti dari segi waktu, dana,
dan teori maka penelitian ini akan dibatasi pada masalah sebagai berikut:
1. “Apakah ada pengaruh penggunaan
metode interaktif terhadap motivasi belajar siswa mata pelajaran pendidikan
agama buddha kelas satu smk pembangunan
ampel boyolali tahun akademik 2013/2014?”
D. RUMUSAN MASALAH
CD interaktif merupakan salah satu media pembelajaran
berbasis elektronik. Pembelajaran dengan penggunaan CD interaktif lebih menarik
karena adanya media pembelajaran berupa animasi, movie (slide
video), dan suara yang sudah diprogram. Berdasarkan latar belakang dan
identifikasi masalah yang telah dijelaskan di atas dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah
pengaruh penggunaan media interaktif terhadap motivasi belajar siswa mata
pelajaran pendidikan agama Buddha kelas satu SMK?
E. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan
permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini maka tujuan penelitian ini
adalah :
1.
Mengetahui pengaruh penggunaan media
interaktif terhadap motivasi belajar
2.
Mengetahui pengaruh interaksi antara
penggunaan media
interaktif
3.
Mengetahui pengaruh interaksi antara media
interaktif terhadap motivasi belajar siswa
F.
MANFAAT
PENELITIAN
Adapun manfaat yang kami harapkan dalam hasil penelitian ini adalah semoga
dapat memberi manfaat bagi para pembaca, menambah ilmu pengetahuan baru dan menjadi media
pengingat bahwa pengaruh
penggunaan metode interaktif terhadap motivasi belajar siswa sangat
penting untuk mewujudkan penerus bangsa yang berpendidikan, sehingga kita
dalam belaja tidak boleh sembarangan dan harus bijaksana dalam proses
belajar mengajar baik di luar maupun didalam. Adapun manfaat
lain Sebagai berikut :
1.
Bagi
Penulis.
Untuk menambah
pengetahuan tentang pengaruh metode interaktif terhadap motivasi belajar.
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
metodologi penelitian kuantitatif.
2.
Bagi
Mahasiswa :
Dapat
digunakan sebagai data penunjang dalam penelitian jika melakukan penelitian
yang sama.
Dapat
digunakan untuk melengkapi referensi dalam penelitian selanjutnya.
3.
Manfaat
praktis
G. LANDASAN TEORI
1. Media
interaktif
1.1 pengertian
media
Kata media berasal dari bahasa Latin, merupakan
bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” Media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima
pesan. Menurut para ahli dalam Sri Anitah (1990: 3) media ini dapat
diartikan sebagai berikut :
1)
Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran (Schramm, 1977).
2)
Sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film,
video, slide, dan sebagainya (Briggs, 1977).
3)
Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk
teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969).
Pengertian
media menurut Smaldino, Sharon E, James D Russel Koher Heinich, &
Michael Molenda (2005: 9) adalah sebagai berikut
A
Medium (plural, media) is a means of communication and
source of informatian. Derived from the latin word meaning
“ between “ the term refers to anything that carries
information between a source and receiver. Examples include video, television,
diagram, printed materials, computers program, and instructor. These are
considered instructional media when they provide message with an instructional
purpose. The purpose of media is to facilitate communication and learning
(Media
adalah alat komunikasi dan sumber informasi. Diperoleh dan
kata Latin yang artinya ” perantara “ tempat
penghubung sesuatu yang membawa informasi diantara
sumber dan penerima. Termasuk contoh antara lain video, televisi,
diagram, bahan cetakan, program komputer,dan pengajar. Dengan mempertimbangkan
media pembelajaran yang menyediakan pesan untuk tujuan
pembelajaran. Tujuan dari media untuk memfasilitasi komunikasi dan
pembelajaran.
Media
adalah merupakan sarana dalam meningkatkan kegiatan proses belajar
mengajar agar tujuan pembelajaran dapat dicapai seoptimal mungkin. Menurut
Koyok dan Zulkarnaen NST dalam Zainudin HRL (1984 : 38)
mengatakan sebagai berikut : “Tujuan yang ingin dicapai, ketepatgunaan,
keadaan anak didik, ketersediaan, mutu teknis dan biaya”,
Memilih
media hendaknya tidak dilakukan secara sembarangan,
melainkan didasarkan atas kriteria tertentu. Kesalahan pada saat pemilihan,
baik pemilihan jenis media maupun pemilihan topik yang dimediakan, akan membawa
akibat panjang yang tidak diinginkan di kemudian hari. Banyak
pertanyaan yang harus dijawab sebelum menentukan
pilihan media tertentu. Secara umum, kriteria yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran yaitu : Tujuan , Sasaran
didik,Karakteristik media yang bersangkutan, Waktu , Biaya , Ketersediaan ,
Konteks penggunaan , Mutu Teknis
1.2
Pengertian interaktif
2. Motivasi
belajar
2.1
Pengertian motivasi
Secara umum Pengertian dasar motivasi
ialah keadaan internal organisasi baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya
untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya
(energizer) untuk bertingkah laku secara terarah (Syah. 2010:134).
Menurut Mcdonald, “motivation is a
energy change within the person characterized by affective arousal and
anticipatory goal reactions.” Motivasi adalah suatu perubahan enegri di dalam
pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk
mencapai tujuan.
Motivasi adalah daya pendorong yang
mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan
kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan tenaga dan waktunya untuk
menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan memenuhi
kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah yang ditentukan
sebelumnya (Siagian. 2004:138).
Motivasi adalah suatu keadaan yang
terdapat dalam diribseseorang yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan
tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi dengan demikian, motivasi muncul
dari dalam diri seseorang karena dorongan untuk mencapai tujuan
(Sanjaya.2011:250).
Dari beberapa pendapat di atas penulis
dapat menyimpulkan, motivasi ialah suatu keadaan internal baik manusia ataupun
hewan yang membawa perubahan, dari yang tidak baik menjadi yang lebih baik bahkan
menjadi baik dan juga sebaliknya yang baik menjadi kutang baik bahkan bisa
menjadi sangat tidak baik, akan tetapi motivasi juga dapat mendorong atau
membawa seseorang menjadi yang lebih baik bahkan dapat menyebabkan seseorang
bisa melakukan suatu kegiatan yang awalnya seseorang tersebut ngangur.
· Pengertian
motivasi secara buddhisme
Motivasi adalah suatu dorongan dalam
diri individu yang menyebabkannya berbuat atau bertingkah laku, sesuai dengan
visi dan misi yang ingin dicapai untuk memperoleh kepuasan (Mukti. 2003,435).
Buddha bersabda “ orang yang penuh
semangat selalu sadar dan murni dalam perbuatan, memiliki pengendalian diri,
hidup sesuai dengan dhamma dan selalu waspada, maka kebahagiaan akan bertambah
“ (Dhamappada. 24).
Kekuatan semangat ditujukan untuk
menghilangkan segala sesuatu yang tidak baik dan memperoleh segala sesuatu yang
baik, ia mantap dan kuat dalam usahanya, serta menghindari tugasnya sehubungan
dengan sifat-sifatnya yang baik (A.V.2).
· Fungsi
motivasi
Suatu pembelajaran akan berhasil apabila
siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Ada dua fungsi motivasi dalam proses
pembelajaran yaitu:
a. Mendorong
siswa untu beraktivitas
Motivasi dapat mendorong siswa untuk
beraktivitas. Tanpa adanya motivasi, tidak akan mungkin seseorang mau melakukan
sesuatu.
b. Pengarah
atau petunjuk
Tingkah laku yang ditunjukkan setiap
individu pada dasarnya diarahkan untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Seorang murid akan merasa tidak
senang apabila aktivitasnya diganggu, karena ia merasa hal itu dapat menghambat
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, maka motivasi bukan
hanya menggerakkan seseorang untuk beraktivitas secara bersungguh- sungguh
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Sanjaya,2008:251).
· Prinsip-
prinsip motivasi
Dalam penerapan motivasi belajar untuk
memperoleh hasil pembelajaran yang optimal, perlu diperhatikan prinsip- prinsip
penerapan motivasi. Dan hasil penelitiannya Kenneth H.hoover (oemar hamalik,
1995) mengemukakan sejumlah prinsip sebagai berikut.
1.
Pujian lebih efektif daripada hukuman.
Hukuman bersifat menghentikan suatu perbuatan, sedangkan pujian bersifat
menghargai apa yang telah dilakukan. Oleh karena itu, pujian lebih besar
nilainya bagi motivasi belajar.
2.
Semua siswa mempunyai kebutuhan
psikologid (yang bersifat dasar) yang harus mendapat pemuasan. Kebutuhan-
kebutuhan itu menyatakan diri dalam berbagai bentuk yang berbeda. Para siswa
yang dapat memenuhi kebutuhannya secara efektif melalui kegiatan- kegiatan
belajar hanya memerlukan sedikit bantuan dalam motivasi dan disiplin.
3.
Motivasi yang berasal dari dalam diri
individu lebih efektif daripada motivasi yang dipaksakan dari luar. Kepuasan
yang didapat oleh individu sesuai dengan ukuran yang ada di dalam dirinya
sendiri.
4.
Jawaban yang sesuai dengan keinginan
memerlukan usaha penguatan. Apabila suatu perbuatan belajar mencapai tujuan,
maka perbuatan itu perlu segera diulang kembali beberapa menit kemudian
sehingga hasilnya lebih mantap.
5.
Motivasi mudah menjalar dan menyebar luas
terhadap orang lain. Guru berminat tinggi dan antusias akanmempengaruhi para
siswa sehingga mereka juga berminat tinggi dan antusias. Siswa yang antusias
akan mendorong motivasu para siswa yang lainnya.
6.
Pemahaman yang jelas tentangtujuan
belajar akan merangsang motivasi. Apabila seseorang tekah menyadari tujuan yang
hendak dicapainya, perbuatannya kearah itu akan lebih besar daya dorongnya.
7.
Tugas- tugas yang bersumber dari diri
sendiri akan menimbulkan minat yang lebih besar untuk mengerjakannya ketimbang
bila tugas-tugas itu dipaksakan oleh guru. Apabila siswa diberi kesempatan
untuk menemukan masalah sendiri dan memecahkan masalah sendiri, ia akan
mengembanagkan motivasi dan disiplim yang lebih baik.
8.
Pujian- pujian yang datangnya dari luar
(eksternal rewards) kadang- kadang diperlukan dan cukup efektif untuk
merangsang minast yang sebenarnya. Berkat dorongan orang lain, misalnya untuk
memperoleh angka yang tinggi, siswa akan berusaha lebih giat karena minatnya
menjadi lebih besar.
9.
Teknik dan prosedur mengajar yang
bermacam-macam itu efektif untuk memelihara minat siswa. Cara mengajar yang
bervariasi ini akan menimbulkan situasi belajar yang menantang dan menyenanagkan.
10. Minat
khusus yang dimiliki oleh siswa berdaya guna untuk mempelajari hal-hal lainnya.
Minat khusus yang telah dimiliki oleh siswa, misalnya minat bermain sepak bola,
akan mudah ditransferkan kepada minat dalam bidang studi atau dihubungkan
dengan masalah tertentu dalam bidang studi.
11. Kegiatan-
kegiatan yang dapat merangsang minat para siswa yang tergolong kurang tidak ada
artinya bagi para siswa yang tergolong panadai. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan tingkat abilitas pada siswa tersebut. Oleh karena itu, guru yang
hendak membangkitkan minat para siswanya hendaknya menyesuaikan usahanya dengan
kondisi yang ada pada mereka.
12. Tekanan
dari kelompok siswa umumnya lebih efektif dalam memotivasi dibandingkan dengan
tekanan atau paksaan dari orang dewasa. Anak- anak sedang mencari kebebasan
dari orang dewasa. Mereka menempatkan hubungan peer lebih tinggi. Mereka
bersedia melakukan apa yang akan dilakukan oleh peer group-nya, dan demikian
pula sebaliknya. Oleh karena itu, kalau guru hendak membimbing mereka belajar,
arahkanlah anggota- anggota kelompok itu kepada nilai- nilai belajar agar
mereka belajar dengan baik.
13. Motivasi
yang tinggi erat hubungannya dengan kreativitas siswa. Dengan teknik mengajar
tertentu, motivasi siswa dapat diarahkan kepada kegiatan-kegiatan kreatif.
Motivasi yang telah dimiliki oleh siswa, apabila diberi semacam hambatan, misalnya
danya ujian yang mendadak, peraturan sekolah, kreativitasnya akan
meningkatsehinggandia lolos dari hambatan itu.
14. Kecemasan
akan menimbulkan kesulitan belajar. Kecemasan ini akan menggangu perbuatan
belajar sebab akan mengakibatkan pindahnya perhatiannya kepada hal lain
sehingga kegiatan belajarnya menjadi tidak efektif.
15. Kecemasan
dan frustasi dapat membantu siswa berbuat lebih baik. Emosi yang lemah dapat
menimbulkan perbuatan yang lebih energetic, kelakuan yang lebih bergairah.
16. Tugas
yang terlalu sukar dapat mengakibatkan frustasi sehingga dapat menuju kepada
demoralisasi. Karena terlalu sulitnya tugas itu, para siswa cenderung melakukan
hal- hal yang tidak wajar sebagai manifestasi dari frustasi yang terkandung di
dalam dirinya.
17. Tiap
siswa mempunyai tingkat frustasi dan toleransi yang berlainan. Ada siswa yang
kegagalannya justru menimbulkan insentif, tetapi ada anak yang selalu berhasil
malahan menjadi cemas terhadap kemungkinan timbulnya kegagalan. Hal ini
bergantung pada stabilitas emosi masing- masing.
2.1
Pengertian belajar
Secara umum,pengertian
belajar adalah suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang
relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya dilakukannya.
Perubahan-perubahan tersebut tidak disebabkan oleh faktor kelelahan, kematangan
maupun mengkonsumsi obat tertentu. Menurut Klein (1996: 2) “Learning
defined as an experential process resulting in a relatively permanent
change in behavior that cannot be explained by
temporary states, maturation, or innate response tendencies.”
Dalam pengertian ini terdapat tiga
komponen penting belajar adalah 1) refleksi sebuah perubahan
yang potensial untuk perilaku. Belajar tidak otomatis akan menuntun
kepada perubahan perilaku. 2) Perubahan pada perilaku untuk belajar relatif permanen,
3) Perubahan pada perilaku dapat saja didapat pada proses lain selain belajar.
Ahli yang mendukung pengertian tentang belajar yang
menekankan pada aspek perubahan adalah Crowk, Sally,
Podell (1997: 23). Crowl mendefinisikan
dengan kalimat pendek ” Learning refers to changes in individual
due to experience”. (Perubahan yang terjadi pada diri
individu itu karena pengalaman atau prestasi belajar).
Dalam pengertian ini terdapat kata change atau perubahan yang berarti
bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar akan
mengalami perubahan tingkah laku baik aspek pengetahuan, ketrampilan maupun
aspek sikapnya. Menurut Syaiful Bahri Djamariah (1994: 21) “
Belajar adalah aktivitas yang dilakukan
secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah
dipelajari”. Artinya belajar adalah suatu aktivitas
yang sadar akan tujuan. Tujuan dalam belajar adalah terjadinya
suatu perubahan dalam diri individu, perubahan dalam arti menuju perkembangan
pribadi individu seutuhnya. Menurut Moh. Uzer Usman (1996: 5) ”Belajar diartikan sebagai proses perubahan
tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu
dan individu lain dengan lingkungannya.
Kata belajar merupakan hal yang
terpenting dilapisan masyarakat. Bagi pelajar/siswa
belajar adalah suatu kegiatan sehari-hari yang tidak mungkin dapat ditinggalkan
dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan dalam menuntut
ilmu dilembaga pendidikan formal. Kegiatan belajar dilakukan tanpa mengenal
waktu, tempat dan keadaan. Terdapat pengertian belajar yang harus dapat
dimengerti dan dihayati sehingga tidak melahirkan pemahaman yang keliru
mengenai kata belajar.
Ahli psikologi dan pendidikan mempunyai
pengertian yang berbeda mengenai arti belajar sesuai dengan bidang keahlian
masing-masing namun dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. O whittaker
merumuskan belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah
melalui latihan dan pengalaman. Cronbach berpendapat learning is shown by
change in behavior as a result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitas
yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
(Djamarah,2008:12-13).
Belajar adalah proses dimana tingkah
laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
Sedangkan geoch merumuskan learning is performance as a result of practice. Drs
Slameto merumuskan pengertian tentang belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya (Djamarah 2008:13).
Belajar meliputi tidak hanya mata
pelajaran, tetapi juga penguasaan, kebiasaan,persepsi, kesenangan, minat,
penyesuaian social, bermacam- macam keterampilan, dan cita- cita. Belajar
mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk
juga perbaikan perilaku, misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi
secara lebih lengkap.
Perubahan tidak harus menghasilkan
perbaikan ditinjau dari nilai- nilai social. Seorang penjahat mungkin sekali
menjadi seorang yang sangat ahli, tetapi dari segi pandangan social hal itu
bukanlah berarti perbaikan.
Menurut Dr. Oemar Hamalik ada berbagai
kategori belajar antara lain:
a. Keterampilan
sensorimotori
Salah satu kategori belajar adalah
keterampilan- keterampilan sensorimotor, yaitu tindakan-tindakan yang bersifat
otomatis sehingga kegiatan- kegiatan lain yang telah dipelajari dapat
dilaksanakan secara simultan tanpa saling mengganggu. Contohnya berjalan,
mengendarai sepeda dan lain-lain.
b. Belajar
asosiasi
Kategori belajar yang lain adalah
belajar asosiasi dimana urutan kata- kata tertentu berhubungan sedemikian rupa
terhadap objek- objek, konse[- konsep, atau situasi sehingga bila kita menyebut
yang satu cenderung untuk ingat kepada yang lain. Misalnya ayah berasosiasi
dengan ibu, kursi dengan meja. Belajar asosiasi akan dipermudah antara lain
dengan mengadakan klasifikasi, menghubungkan yang baru dengan yang sudah
diketahui, mengadakan peninjauan kembali dengan menekankan asosiasi baru, dan
menerangkan dengan model, gambar, dan demonstrasi..
c. Keterampilan
pengamatan motoris
Kategori belajar ini
menggabungkan belajar sensori motor dengan belajar asosiasi. Sebagai contoh
ialah mengetik di mana jari yang sama digunakan
secara tetap untuk mengetuj huruf tertentu, tetapi untuk digunakan
secara tetap untuk mengetuk huruf tertentu, tetapi urutan dan jaraknya
bergantung pada asosiasi. Guru dapat menolong belajar golongan ini dengan cara
mengawasi terbentuknya keterampilan sensorimotor, dengan menjelaskan pemahaman
tentang asosiasi- asosiasi yang harus dibentuk, dengan bergerak secara tenang
dan lambat sehingga tidak terjadi saling menggangu dengan gerakan-gerakan terdahulu
atau dengan latihan dalam berbagai situasi.
d. Belajar
konseptual
Belajar
konseptual adalah gamabaran mental secara umum dan abstrak tentang situasi-
situasi atau kondisi- kondisi. Contoh konsep adalah demokrasi. Konsep demokrasi
juga mengenal pendelegasian kekuasaan dan tanggung jawab kepada orang- orang
yang berkemampuan lebih. Domokrasi menekankan tanggung jawab untuk tindakan
diri sendiri dan memandang embaga-lembaga sebagai pelayan orang-orang,
sekurang-kurangnya dalam teori. Permufakatan bersama, kerja sama secarasuka
rela, kesetiaan terhadap kebenaran, dan kebebasan mengembangkan individu adalah
aspek- aspek konsep demokrasi.
e. Cita-cita
dan sikap
Belajar tentang cita-
cita dan sikap sedang diteliti dengan penuh perhatian. Suatu masalah dunia yang
besar adalah sulitnya orang-orang dari kebudayaan yang berbeda
2.3
pengertian motivasi belajar
H.
HIPOTESIS
Berdasarkan rumusan masalah dari judul penelitian
maka dapat ditarik hipotesa : Ada pengaruh metode interaktif terhadap motivasi
belajar siswa mata pelajaran pendidikan agama Buddha kelas satu SMK pembangunan
ampel boyolali tahun akademik 2013/2014.
I.
METODE
PENELITIAN
Metode penelitian merupakan sebuah prosedur yang
sangat penting dalam keseluruhan rancangan dan pelaksanaan penelitian. Dengan
metode penelitian, sebuah penelitian yang dilakukan akan lebih terarah,
memberikan kemudahan, dan dan kejelasan tentang tujuan pencapaian suatu
penelitian.
a. Jenis penelitian
Penelitian
korelasional sebab akibat yaitu penelitian untuk menemukan ada tidaknya
hubungan (pengaruh), seberapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya
hubungan itu (seberapa besar pengaruh tersebut) (Arikunto, 2010:76)
Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatankuantitatif suatu
pendekatan yang menghubungkan dua variable yang ada dalam penelitian, yang
menerangkan tentang sebab akibat. Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui
pengaruh metode interaktif terhadap motivasi belajar siswa mata pelajaran
pendidikan agama Buddha.
b. Variable penelitian
Variable
adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titikperhatian suatu penelitian
(Arikunto, 2010:161). Variable- variable yang hendak digunakan dalam penelitian
perlu ditetapkan, diidentifikasikan dan diklasifikasikan.
a. Identifikasi
variable
Dalam
penelitian ini terdapat dua variable yang akan diteliti, yang terdiri dari
variable terikat dan variable bebas. Variable bebas pada penelitian ini adalah
motivasi belajar siswa. Variable bebas dalam bentuk motivasi belajar siswa.
Sedangkan variable terikat yaitu metode interaktif. Dalam penelitian ini yang
diukur adalah tingkat motivasi belajar siswa dengan menggunakan metode
interaktif.
b. Hubungan
antar variable
Hubungan
dalam penelitian ini adalah hubungan kausal. Hubungan kausa adalah hubungan
yang bersifat sebab akibat (Sugiyono,2008:37).
c. Definisi
Operasional Variabel
c. Populasi dan sampel penelitian
a.
Populasi
Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2008:80). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas satu yang beragama Buddha SMK
pembangunan ampel boyolali tahun pelajaran 2013/2014.
b.
Sampel
Sampel
merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono,2008:81). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas satu
SMK pembangunan ampel boyolali yang berjumlah 29 siswa.
c.
Teknik sampling
Teknik
sampling adalah cara- cara tertentu yang digunakan untuk pengambilan sampel
(Sugiyono,2008:81). Penelitian ini menggunakan sampel bertujuan. Sampel
bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan berdasarkan atas strata,
random atau dilakukan karena beberapa pertimbangan keterbatasan waktu, tenaga
dan biaya sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar (Arikunto. 1998:128).
d.
Metode
pengumpulan data
1).
Metode angket (kuesioner)
Metode
angket digunakan untuk mengumpulkan data mengenai
motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh data
tentang motivasi belajar siswa dibuat instrumen angket. Adapun
dalam pembuatan instrumen angket
tersebut, langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah :
a) Menentukan
batasan motivasi belajar yang akan diteliti
dan melakukan spesifikasi indikator dengan cara menyesuaikan ruang
lingkup masalah yang akan diteliti dan tujuan penelitian yaitu tentang motivasi
belajar siswa.
b) Membuat kisi-kisi instrumen
angket yang memuat indikator.
c) Berdasarkan kisi-kisi
instrumen angket, peneliti membuat butir angket. Langkah-langkah pembuatan
instrumen angket, selanjutnya disusun instrumen angket
yang sesuai. Instrumen angket yang disusun instrumen
angket motivasi belajar siswa. Instrumen angket motivasi belajar siswa terdiri
adalah dari 50 butir soal pilihan ganda,
dengan alternatif 5 jawaban. Sistem pemberian
skor untuk instrumen angket adalah untuk instrumen angket positif; jika menjawab
A diberi skor 5, menjawab B diberi skor 4, menjawab C
diberi skor 3, menjawab D diberi skor 2 dan menjawab E diberi skor 1. Untuk
instrumen angket negatif; jika menjawab A diberi skor 1, menjawab B
diberi skor 2, menjawab C diberi skor 3, menjawab D diberi skor 4, dan
menjawab E diberi skor 5.
d) Melakukan uji coba
angket penelitian. Sebelum angket digunakan untuk
mengumpulkan data, terlebih dahulu instrumen angket
diujicobakan pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Madiun dan SMK Negeri
3 Madiun . Dari hasil uji coba angket diuji validitas dan indeks
reliabilitasnya.
1.
Uji
Validitas
2.
Uji
Reliabilitas
2).
Metode dokumentasi
Metode
dokumentasi adalah mencari data-data mengenai hal-hal atau variasi berupa
catatan, transkrip buku, surat kabar, majalah, notulen, dan sebagainya. Metode
dokumentasi digunakan untuk mengambil data.
e.
Validitas
dan Reliabilitas
a. Validitas
Validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkaan tingkat keasihan suatu instrument. Valid
berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
di ukur (Sugiyono,2008:121). Validitas sangat penting karena tanpa instrument
yang valid, data atau penelitian akan memberikan kesimpulan yang tidak tepat.
Tinggi rendahnya validitas instrument
menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran
tentang variable yang dimaksud tersebut (Arikunto,2010:212)..
1. Jenis
validitas
Jenis
validitas yang digunakan adalah jenis validitas construk (validitas konstrak).
Validitas konstrak adalah tipe validitas yang menunjukkan sejauh mana tes
mengungkap suatu trait Atau konstruk yang hendak diukur. Pengujian validitas
konstruk paling penting artinya terutama dalam pengembangan dan evaluas
terhadap skala- skala kepribadian. Prosedur pengujian validitas konstrak
berangkat dari hasil komputasi interkorelasi di antara berbagai hasil tes
kemudian di ikuti oleh analisis lebih lanjut terhadap matrik korelasi yang diperoleh, melalui berbagai metode
(Azwar,2000,132).
2. Jenis
uji validitas internal
Validitas
internal yaitu di sebut valid jika menunjukkan adanya kesesuaian antara
bagian-bagian instrument dengan instrument secara keseluruhan.
Sedangkan
validitas internal ada dua yaitu:
a. Validitas
butir
Validitas
butir yaitu sebuah instrument yang memiliki validitas tinggi jika butir-butir
yang membentuk instrument tidak menyimpang dari fungsi instrument.
b. Validitas
factor
Valoiditas
factor yaitu sebuah instrument yang memiliki validitas tinggi jika
factor-faktor yang merupakan bagian dari instrument tidak menyimpang dari fungsi
instrumen.
3. Teknik
uji Validitas
Teknik uji
validitas untuk menentukan validitas terhadap item-item skala psikologi dengan
menggunakan rumus korelasi product moment, yaitu
Rumus korelasi product moment
Keterangan:
r =
Koefisien aitem skala angket
N =
Banyak Sempel
X =
Jumlah Skor Skala
Y =
Jumlah Skor Total (Suharsimo Arikunto, 1999:72).
b. Reliabilitas
instrument
Reliabilitas
merupakan ketepatan atau tingkat presisi suatu ukuran atau alat pengukur
(Nazir, 1983:162). Dalam hal ini suatu alat ukur disebut mempunyai realibilitas
tinggi atau dapat dipercaya, jika alat ukur itu mantap atau stabil, dapat
diandalkan dan dapat diramalkan.reliabilitas lebih menunjuk pada satu
pengertian bahwa suatu alat instrument cukup dapat dipercaya untuk dipergunakan
sebagai alat pengumpulan data.
Secara
garis besar ada dua jenis reliabilitas, yaitu reliabilitas internal dan
reliabilitas eksternal. Untuk menguji reliabilitas eksternal instrument ada dua
cara yaitu dengan teknik pararel (double trial) dan teknik ulang (single test
double trial). Dalam pembuatan instrument ini dengan menggunakan teknik ulang
atau single test double trial. Reliabilitas internal diperoleh dengan cara
menganalisis dari satu kali hasil penelitian.
Ada
beberapa teknik untuk menentukan reliabilitas (keajegan) instrumen, yaitu
dengan rumus spearman-Brown, dengan rumus Flanagan, dengan rumus Rulon, dengan
rumus K-R.20, dengan rumus K-R.21, dengan rumus Hoyt, dan dengan rumus Alpha.
1. Jenis
uji reliabilitas konsistensi internal
Pendekatan
konsistensi internal dalam etimasi reliabilitas di maksudkan untuk menghindari
masalah-masalah yang biasanya ditimbulkan oleh pendekatan tes ulang dan
pendekatan tes pararel.
Dalam
pendekatan konsistensi internal prosedurnya hanya memerlukan satu kali
pengenaan sebuah tes kepada kelompok individu sebagai subyek (single trial
administration). Oleh karena itu pendekatan ini mempunyai nilai praktis dan
efisiensi yang tinggi (Azwar,2000:63).
2. Teknik
uji reliabilitas Menggunakan rumus alpha
Teknik
yang dipakai untuk menentukan reliabilitas (keajegan) instrument adalah dengan
rumus Alpha. Peneliti menggunakan rumus ini karena peneliti mengunakan
instrument yang berbentuk angket dengan skor skala bertingkat. Untuk angket
dengan skala bertingkat diuji dengan menggunakan rumus Alpha
(Arikunto.1996:190).
Rumus
Alpha
Keterangan
Rumus:
R = Reliabilitas instrument
k =Banyaknya Butir Pertanyaan
Data untuk
menghitung koefisien alpha diperoleh lewat penyajian suatu bentuk skala yang
dikenakan hanya sekali saja pada sekelompok responden. Dengan penyajian satu
skala hanya satu kali, maka problem yang mungkin muncul dapat dihindari.
f.
Teknik
Analisis Data
Metode dan
teknik analisis data dipergunakan untuk menjawab permasalahan yang telah
dirumuskan, data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan rumus anava
atau kovaria satu jalur yang diperbantukan dengan program SPSS 16 for windows.
Menggunakan rumus anava karena rumus tersebut dipersiapkan untuk penyelesaian
penyelidikan komparatif.
J.
GARIS
BESAR SISTEMATIKA SKRIPSI
1. Bagian
Pendahuluan terdiri atas : Judul, Abstrak,Kata pengantar, DAftar isi, Daftar
Tabel, Daftar lampiran.
2. Bagian
isi skripsi
Bab
I merupakan pendahuluan yang mencangkup
alas an pemilihan judul, permasalahan, penegasan istilah, dan sistematika
penulisan skripsi.
Bab
II Yaitu landasan teori dan hipotesis.
Landasan teori berisi teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah
motivasi belajar.
Bab
III metodologi penelitian yang memuat populasi, sampel penelitian, variable
penelitian,metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, dan metode
analisis data.
Bab
IV Pembahasan hasil penelitian yaitu data yang diperoleh akan ditulis dan
dianalisis untuk membuktikan kebenaran hipotesis.
Bab
V Berisi penutup yang memuat simpulan dan
saran bagi pengembangan hasil penelitian lebih lanjut.
3. Bagian
akhir skripsi
Terdiri dari daftar
pustaka dan lampiran
K. DAFTAR
PUSTAKA
Hamalik,
Oemar.2004. Psikologi Belajar Mengajar.
Jakarta: Sinar Baru Algensindo.
Mukti,
K. Wijaya.2003.Wacana Buddha-Dhamma.
Jakarta: Yayasan Dharma Pembangunan
Nurhayati,
Trikurnia.2003. Kamus Lengkap Bahasa
Indonisia. Jakarta: Eska media
Tirtarahardja,
Umar dan Sulo.2008. Pengantar Pendidikan.
Jakarta: Rineka cipta
Nazir,
Moh 2005.Metode Penelitian. Jakarta:
Gralia Indonisia
Azwar,saifudin.1998.
Metode penelitian. Yogyakarta:Pustaka
pelajar.
Sugiyono.2008.
metodologi penelitian kuantitatif dan
kualitatif dan R&D. Bandung:alfabeta.
0 komentar:
Posting Komentar